Generasi Muda dan Tantangan Kebahagiaan, Mengapa Mereka Tak Sebahagia Dulu?

Generasi muda mengalami tekanan psikologis lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya-freepik.com-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Dalam beberapa dekade terakhir, kebahagiaan generasi muda mengalami penurunan drastis.
Studi terbaru menunjukkan bahwa anak muda saat ini cenderung merasa kurang bahagia dibandingkan generasi sebelumnya.
Apa yang menjadi penyebab utama fenomena ini, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan mereka?
Selama ini, banyak orang percaya bahwa kebahagiaan manusia berbentuk kurva U, di mana seseorang merasa sangat bahagia saat muda, mengalami penurunan kepuasan hidup di usia paruh baya, lalu meningkat kembali saat memasuki usia lanjut.
Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa pola ini mungkin tak lagi relevan.
Sebuah riset yang dilakukan oleh Jean Twenge, psikolog dari Universitas Negeri San Diego, dan David G. Blanchflower, ekonom dari Universitas Dartmouth, menemukan bahwa tingkat kebahagiaan generasi muda mengalami kemerosotan signifikan dalam satu dekade terakhir.
Studi ini mencakup data dari 11 survei yang dilakukan di enam negara berbahasa Inggris: Australia, Kanada, Irlandia, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian di belahan dunia lain pun menunjukkan tren serupa.
Dilansir oleh Al Jazeera pada 7 Maret 2025, penelitian ini membantah teori tradisional tentang kurva kebahagiaan dan menyoroti berbagai faktor yang membuat generasi muda semakin tidak bahagia.
Penelitian ini menemukan bahwa penurunan kebahagiaan paling terlihat pada individu berusia 12 hingga 25 tahun.
Kelompok usia ini mengalami tingkat depresi dan tekanan psikologis yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya beberapa tahun lebih tua.
Sebaliknya, orang dewasa yang lebih tua masih mengalami peningkatan kepuasan hidup seiring bertambahnya usia.
Fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena terjadi setelah pandemi COVID-19, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi generasi muda
Ditambah lagi dengan perkembangan pesat teknologi digital yang kerap dikaitkan dengan meningkatnya perasaan kesepian dan tekanan mental.
Menurut penelitian, salah satu penyebab utama menurunnya kebahagiaan anak muda adalah meningkatnya penggunaan internet, khususnya ponsel pintar dan media sosial.