Dinkes Pesbar Catat 40 Kasus DBD hingga April 2025

Plt. Kepala Dinkes Pesbar, Septono.-Foto Dok---

Radarlambar.Bacakoran.co - Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) harus menjadi perhatian bersama. Hingga akhir April 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesbar mencatat setidaknya terdapat 40 kasus DBD yang tersebar di sejumlah wilayah.

Kondisi ini tentu memerlukan perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran dan mencegah terjadinya lonjakan kasus lebih lanjut.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinkes Pesbar, Septono, S.KM., M.M., menyampaikan bahwa, sebanyak 40 kasus tersebut tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten setempat, antara lain Puskesmas Lemong, Pugung Tampak, Karyapenggawa, dan Bangkunat masing-masing melaporkan satu kasus DBD. Sementara itu, Puskesmas Krui mencatat delapan kasus dan Puskesmas Ngaras mencatat enam kasus.

“Jumlah kasus terbanyak tercatat di wilayah kerja Puskesmas Biha, yakni sebanyak 22 kasus DBD,” kata Septono.

Dijelaskannya, angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat DBD masih menjadi salah satu penyakit yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Karena itu, Dinas Kesehatan Pesbar terus menggencarkan upaya pencegahan melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta melakukan pengawasan lingkungan di wilayah rawan DBD.

“Upaya pencegahan yang dilakukan mencakup kampanye penerapan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.

Selain itu juga, kata dia, mengajak masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penyimpanan air, dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, ditambah upaya pencegahan tambahan seperti menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi, serta menjaga kebersihan lingkungan secara rutin.

“Penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan, karena upaya pencegahan ini tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah,” ujarnya.

Masih kata Septono, Dinkes Pesbar juga telah berkoordinasi dengan seluruh Puskesmas untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama dalam hal pelayanan terhadap pasien yang diduga terjangkit DBD. Pemeriksaan dini dan penanganan cepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.

“Kita berharap dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, angka kasus DBD di Pesbar bisa ditekan secara signifikan. Target jangka panjangnya yakni menurunkan jumlah kasus secara bertahap hingga mencapai zero kasus,” tandasnya.(yayan/*) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan