Kekacauan Warnai MotoGP Prancis 2025, Race Direction Dikritik Tajam

MOTOGP : Kekacauan Warnai MotoGP Prancis 2025. Foto Net--

Radarlambar.Bacakoran.co – Balapan MotoGP Prancis 2025 yang digelar di Sirkuit Le Mans menuai banyak kritik setelah berlangsung dalam kondisi lintasan yang tidak ideal akibat hujan. Beberapa pembalap mengalami kecelakaan, dan jalannya lomba dinilai kacau. Salah satu suara keras datang dari pengamat MotoGP senior, Carlo Pernat.

Menurut pengamatan Pernat, Race Direction dianggap gagal mengambil keputusan tepat di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. Ia menilai bahwa cukup dengan menunda start selama sepuluh menit, balapan bisa berlangsung normal karena semua pembalap akan memiliki waktu untuk beralih ke ban hujan.

Pernat menyoroti sejumlah keputusan yang menurutnya membingungkan dan membahayakan pembalap, seperti hukuman double long lap, pergantian motor yang berurutan, dan situasi pit stop yang tidak terkoordinasi. Ia menilai balapan kali ini lebih menyerupai kekacauan dibandingkan ajang kejuaraan dunia yang seharusnya profesional, bahkan menyebutnya tidak pantas untuk level kejuaraan amatir.

Meski begitu, Pernat tetap memberi apresiasi tinggi pada Johann Zarco yang tampil memukau di depan publik sendiri. Zarco berhasil memenangkan balapan dan mencatatkan pencapaian besar bersama Honda—sesuatu yang sebelumnya tak pernah diperkirakan bisa terjadi.

Kemenangan Zarco juga menggagalkan dominasi Ducati yang tengah mengincar rekor 23 kemenangan beruntun. Sementara itu, Marc Marquez finis di posisi kedua setelah tampil solid, meski sempat kehilangan kendali di beberapa titik.

Pernat menilai bahwa Marquez kini menjadi kandidat paling kuat dalam perburuan gelar juara dunia. Ia memang masih memiliki kekurangan, terutama terkait insiden di Austin dan Jerez, namun performanya di Le Mans menunjukkan kedewasaan dan konsistensi.

Cidera dan kecelakaan yang dialami oleh Alex Marquez dan Francesco Bagnaia dinilai semakin memperkuat posisi Marquez sebagai penantang utama musim ini. Pernat juga menilai bahwa tekanan psikologis menjadi faktor besar yang menurunkan performa Bagnaia.

Pernat mencatat bahwa kehadiran Marquez yang terus membayangi Bagnaia di lintasan menciptakan tekanan luar biasa, yang menurutnya sulit dikelola secara mental.

Di sisi lain, Fabio Quartararo harus menelan kekecewaan besar setelah gagal finis meski start dari posisi terdepan. Pernat melihat bahwa Quartararo terlalu memaksakan motornya, melampaui batas kemampuan Yamaha. Ia memahami motivasi Quartararo yang sangat tinggi karena tampil di kandang sendiri, tetapi hasil buruk ini disebutnya akan meninggalkan luka psikologis mendalam bagi sang pembalap.

Secara keseluruhan, Pernat menyimpulkan bahwa Grand Prix Prancis 2025 adalah balapan yang penuh kekacauan dan tidak mencerminkan kualitas sesungguhnya dari para pembalap. Ia bahkan menyatakan bahwa balapan seperti ini seharusnya dibatalkan karena nilai sportivitas dan keselamatan sangat terabaikan. (yogi/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan