Dinkes Pesbar Terus Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Plt.Kabag Kesra Setdakab Pesbar, Arfi Julizar.-Foto Dok---

PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah tersebut. Meski tidak ditemukan kasus kematian ibu hingga Juli 2025, namun kasus kematian bayi masih terjadi, dengan total empat kasus.

Kabid Kesehatan Masyarakat, Arfi Julizar, S.Km., mendampingi Plt. Kadiskes Pesbar, Septono, S. KM., menyampaikan, pihaknya tetap intensif melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan guna menekan kasus kematian ibu dan bayi, khususnya pasca persalinan.

“Berdasarkan data hingga Juli 2025, tidak ada kasus kematian ibu di Pesbar, namun untuk kematian bayi tercatat empat kasus. Hal ini menjadi perhatian serius kami. Kami terus berupaya agar ke depan tidak ada lagi ibu maupun bayi yang meninggal dunia,” kata dia.

Dijelaskannya, penyebab utama kematian ibu saat melahirkan umumnya berkaitan dengan komplikasi medis, seperti pendarahan pasca persalinan, hipertensi, infeksi, serta adanya penyakit penyerta lainnya seperti jantung dan diabetes.

“Penyakit penyerta ini sangat berisiko bagi ibu hamil. Karena itu, kami gencar melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan keluarganya, agar dapat mengenali kondisi kesehatan mereka sejak dini,” jelasnya.

Selain itu, Dinkes juga menekankan pentingnya edukasi kepada para ibu yang memiliki penyakit penyerta agar mendapatkan informasi yang tepat mengenai risiko kehamilan dan persalinan. Bahkan, dalam beberapa kasus, ibu dengan kondisi tertentu sangat disarankan untuk tidak hamil kembali demi keselamatannya.

“Edukasi ini dilakukan secara rutin oleh tenaga kesehatan di lapangan, termasuk bidan desa. Harapannya, masyarakat lebih sadar akan risiko yang dihadapi dan bersedia menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala,” terangnya.

Sementara itu, untuk kasus kematian bayi, penyebabnya bervariasi, antara lain asfiksia atau gangguan pernapasan saat lahir, berat badan lahir rendah, serta kelainan bawaan yang tidak terdeteksi sejak awal.

“Banyak faktor penyebab bayi meninggal sesaat setelah lahir. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala agar potensi gangguan pada janin bisa diketahui lebih awal,” ujarnya.

Menurutnya, dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, Dinas Kesehatan Pesbar telah menerapkan lima strategi operasional utama, seperti penguatan puskesmas dan jaringannya, penguatan manajemen program dan sistem rujukan, peningkatan peran serta masyarakat, peningkatan kerjasama dan kemitraan lintas sektor, serta pelaksanaan kegiatan akselerasi yang terkoordinasi.

“Yang paling penting adalah deteksi dini terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada ibu maupun bayi. Pemeriksaan secara rutin harus dimaksimalkan, terutama pada ibu dengan risiko tinggi. Selain itu, jejaring pelayanan dari bidan desa hingga rumah sakit rujukan harus berjalan dengan baik,” pungkasnya. (yogi/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan