Memahami Perbedaan Gejala Tipes dan Demam Berdarah (DBD) pada Orang Dewasa

Selasa 31 Dec 2024 - 15:29 WIB
Reporter : Jeni Elizabet
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Penyakit tipes dan demam berdarah (DBD) sering ditemukan di Indonesia, terutama di daerah dengan iklim tropis. Keduanya memiliki gejala awal yang serupa yakni demam tinggi. Namun, penyebab dan cara penanganannya berbeda, sehingga penting untuk mengenali perbedaannya agar tidak salah diagnosis.

Tipes: Penyakit Akibat Infeksi Bakteri

Penyakit Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyerang saluran pencernaan. Bakteri tersebut umumnya menyebar melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Gejala tipes sering berkembang secara perlahan dan mencakup:

Demam yang meningkat bertahap setiap hari.

Rasa lelah dan lemas yang berkepanjangan.

Sakit kepala terus-menerus.

Gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, atau sakit perut.

Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.

Muncul ruam berbintik merah di tubuh.

DBD: Penyakit yang Disebabkan oleh Virus Dengue

Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sering muncul pada musim hujan karena populasi nyamuk meningkat. Gejala DBD umumnya mulai terlihat beberapa hari setelah gigitan nyamuk, seperti:

Demam tinggi mendadak, sering kali mencapai 40 derajat Celsius.

Nyeri otot, tulang, dan sendi.

Sakit kepala berat, terutama di belakang mata.

Mual dan muntah.

Muncul ruam pada kulit.

Pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada kasus yang berat, DBD dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, perdarahan, dan penurunan drastis jumlah trombosit dalam darah, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Pemeriksaan untuk Membedakan Tipes dan DBD

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan tes darah serta pemeriksaan fisik. Pada tipes, tes Widal digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi. Sementara itu, pada DBD, tes darah dilakukan untuk mengevaluasi kadar trombosit dan hemoglobin, serta melihat kekentalan darah.

Penanganan dan Pencegahan

Pengobatan untuk tipes melibatkan pemberian antibiotik sesuai resep dokter. Sebaliknya, pengobatan DBD lebih berfokus pada pengelolaan gejala, seperti menjaga keseimbangan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

Memastikan kebersihan makanan dan minuman untuk menghindari infeksi tipes.

Memakai kelambu atau lotion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab DBD.

Menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, olahraga, dan tidur yang cukup. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait