72 Hektar Tanaman Cengkeh Tidak Berproduksi

Senin 20 Jan 2025 - 22:09 WIB
Reporter : Lusiana Purba

BALIKBUKIT - Cengkeh, salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Barat, mengalami penurunan produksi yang signifikan. Dari total luas lahan cengkeh seluas 963 hektar, 72 hektar di antaranya dilaporkan mengalami kerusakan pada tahun 2024. Angka tersebut menandakan bahwa tanaman cengkeh di beberapa daerah menghadapi masalah yang memengaruhi kesehatannya, yang dapat berdampak pada pendapatan petani.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Lampung Barat, Yudha Setiawan, menjelaskan bahwa dari 963 hektar lahan cengkeh yang tersebar di beberapa kecamatan, 506 hektar merupakan tanaman yang belum menghasilkan, sementara 384 hektar lainnya merupakan tanaman yang sudah menghasilkan bunga cengkeh yang bernilai ekonomi. "Namun, 72 hektar tanaman cengkeh yang rusak memerlukan perhatian lebih. Kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh perawatan yang kurang maksimal, seperti pemupukan dan perawatan lainnya," ungkap Yudha.

Masih kata dia, produksi bunga cengkeh yang dihasilkan dari 384 hektar tanaman yang sudah berproduksi tercatat mencapai 126 ton bunga kering. Meskipun angka ini terbilang signifikan, kerusakan pada 72 hektar tanaman yang seharusnya bisa menghasilkan bunga kering yang bernilai tinggi, berpotensi mengurangi pendapatan para petani. Menurut Yudha, kerusakan pada tanaman cengkeh tersebut bisa menurunkan produksi dan mengganggu kestabilan pasokan cengkeh dari Lampung Barat ke pasar.

Salah satu hal yang membuat cengkeh menjadi komoditas penting bagi petani di Kabupaten Lampung Barat adalah keberadaannya yang ditanam bersamaan dengan tanaman kopi. Kombinasi antara kopi dan cengkeh ini memberikan keuntungan ganda bagi para petani. Saat musim kopi sedang memasuki periode paceklik, cengkeh menjadi sumber penghasilan tambahan yang sangat berarti. 

"Tanaman cengkeh mayoritas ditanam di sela-sela tanaman kopi. Hal ini sangat menguntungkan bagi petani karena mereka dapat memanen dua komoditas pada waktu yang berbeda, yang membantu meningkatkan pendapatan mereka," jelas Yudha.

Seraya menambahkan, cengkeh menjadi sumber pendapatan yang sangat menguntungkan bagi petani, terutama ketika hasil panen kopi menurun.

Menurut dia, kerusakan pada tanaman cengkeh, seperti yang terjadi pada 72 hektar lahan tersebut, disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya perawatan, seperti pemupukan yang rutin. Padahal, pemeliharaan tanaman cengkeh secara tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman dan memastikan hasil panen yang maksimal. "Kita sangat berharap agar para petani lebih rutin dalam merawat tanaman cengkeh mereka, termasuk melakukan pemupukan secara teratur dan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman," tambah Yudha.

Disbunnak Kabupaten Lampung Barat terus memberikan bimbingan  kepada petani cengkeh untuk meningkatkan hasil panen mereka. Selain itu, Yudha berharap pada tahun 2025 ini, produksi cengkeh di Lampung Barat dapat mengalami peningkatan yang signifikan. “Dengan perawatan yang baik, kami yakin hasil panen cengkeh bisa meningkat. Jika hasilnya meningkat, selain menambah pendapatan petani kopi, petani cengkeh juga bisa merasakan manfaat dari hasil yang optimal,” harap Yudha. *

Kategori :