BALIKBUKIT - Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Kabupaten Lampung Barat turut berpartisipasi sebagai narasumber pada kegiatan Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten Lampung Barat Tahun 2024 yang digelar oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lampung di Wisma Sindalapai, Selasa 23 April 2024.
Materi yang berjudul “Pemuda Pelopor Menuju Generasi Emas Indonesia 2045” disampaikan oleh Drs. Sandarsyah yang juga Wakil Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Kabupaten Lampung Barat. Peserta seleksi sebanyak 30 orang pemuda terpilih yang ada di Kabupaten Lampung Barat.
Sebagai pemateri, Sandarsyah mengatakan bahwa secara nasional berdasarkan data BPS pada Maret 2022 jumlah remaja mencapai 65,82 juta atau 24 persen dari total penduduk sebesar 275,77 juta
Dengan jumlah remaja yang cukup banyak ini, tentu mempunyai nilai yang strategis dan penting bagi pembangunan bangsa kedepan. Karena masa depan negara dan bangsa tentu tergantung dari para pemuda ini.
Menurut dia, untuk masa depan bangsa dan negara yang mencerahkan tentu tidak hanya dibutuhkan jumlah pemuda yang besar, tapi juga harus disertai juga kualitas sumber daya manusia yang bagus para pemudanya, salah satunya adalah kepeloporan dari para pemuda.
Pemuda Pelopor adalah pemuda dengan kecerdasan, kreatifitas,kemandirian, gotong royong, yang secara konkret menginspirasi pemuda dan masyarakat di sekitar untuk melakukan terobosan, tindakan dan prilaku menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Masih kata dia, ada lima bidang Pemuda Pelopor yang akan diseleksi dalam kegiatan ini yaitu, Agama, Sosial, dan Budaya, Penelolaan Sumberdaya Alam, Lingkungan dan Pariwisata, Pendidikan Pangan dan Inovasi Teknologi.
Adapun perlu adanya pelopor pemuda karena generasi muda memiliki fisik yang kuat, pengetahuan yang baru, inovatif dan juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Tanpa adanya peran pemuda sebuah bangsa akan sulit mengalami perubahan.
Sebagai generasi penerus pembangunan bangsa, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain sebagai agen perubahan, hal ini dapat diwujudkan oleh pemuda dengan berpartisipasi mendukung perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara daerah maupun nasional.
Lebih jauh dia mengatakan, Generasi Emas 2045 dapat diartikan sebagai generasi masa depan sebagai sumberdaya manusia (SDM) yang perlu mendapat perhatian serius dalam era globalisasi saat ini karena generasi emas mempunyai peran yang sangat strategis dalam mensukseskan pembangunan nasional.
Generasi Emas 2045 juga dapat diasosiasikan sebagai sebuah wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Diseminasi gagasan itu gencar dilakukan untuk menginspirasi generasi muda agar lebih bersemangat dan berkarya di segala bidang. Hal ini sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045 pemuda dapat menjadi pendorong utama dalam berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik. Dengan kreatifitas, semangat, tekad, pemuda dapat menggerakkan perubahan positif dalam masyarakat, serta memberi inspirasi generasi muda lainnya untuk dapat belajar dan berkarya sebaik mungkin.
Beberapa aktifitas/pola hidup yang dapat diterapkan untuk menjadi anak muda jaman sekarang yang kreatif, aktif, dan inovatif yaitu perbanyak baca buku, menggunakan internet dan media sosial secara bijak, bersikap terbuka terhadap berbagai pengalaman baru, serta mencoba membangun ide dan visi kedepan.
Disamping itu pula para pemuda dapat mempedomani dengan baik isu-isu tentang Triad kesehatan reproduksi remaja yaitu, untuk menghindari Pergaulan bebas, Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya), Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV-AIDs, serta Pernikahan dini. “Dengan demikian diharapkan akan lahir Gererasi yang Berencana (GenRe) yang akan menjadi Generasi Emas yang ditandai dengan, menikah secara terencana, aktif dalam kehidupan masyarakat, dalam kehidupan sehari-harinya mempunyai pola hidup sehat, mengenyam pendidikan setinggi mungkin dan mendapatkan pekerjaan yang kompetitif,” pungkas Sandarsyah.*