BALIKBUKIT - Kakao menjadi salah satu komoditas yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), seperti di wilayah Kecamatan Suoh, Bndar Negeri Suoh (BNS) dan Kecamatan Lumbok Seminung.
Tapi, tidak seperti harga jual kopi yang kini melambung, harga jual kakao justru mengalami penurunan yang signifikan dalam dua bulan terakhir. Bahkan penurunan harga yang terjadi mencapai 50 persen dibandingkan harga jual sebelumnya.
Rizal, salah seorang petani di Kecamatan Suoh mengungkapkan, kini harga jual kakao itu berkisar Rp60 ribu hingga Rp70 ribu perkilogram (Kg) untuk jemuran satu hari, sementara untuk biji kakao jemuran dua hari berkisar Rp90 ribu hingga Rp100 ribu/Kg.
"Harga jual saat ini turun cukup signifikan dibandingkan dengan bulan April yang lalu, dimana untuk harga jual kakao jenis lokal mencapai Rp120 ribu/Kg, dan untuk MCC 02 yang merupakan jenis kakao klon unggul mencapai Rp150 ribu/Kg," ungkapnya.
Penurunan harga jual itu, kata dia, cukup merugikan petani. Pihaknya berharap harga jual kembali mengalami kenaikan seperti pada bulan April lalu, sehingga petani kakao bisa diuntungkan.
"Untuk kakao ini panen satu minggu satu kali, setiap panennya biasanya petani langsung melakukan proses pengupasan dan penjemuran, dan langsung dijual kepada pengepul, kakao sendiri sudah menjadi salah satu kompditas yang banyak dikembangkan oleh petani di Kecamatan Suon dan BNS," ujarnya.
Belum lama ini, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lambar, Yudha Setiawan mengatakan pihaknya mulai mengembangkan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan selain kopi.
Kakao yang merupakan bahan baku makanan olahan coklat tumbuh subur di kabupaten setempat. Sehingga kakao menjadi potensi yang menguntungkan untuk petani di Lambar, selain kopi robusta yang memang terkenal.
"Masa panen kakao itu terbilang cepat dibandingkan tanaman kopi dan memiliki nilai ekonomi yang lumayan tinggi. Sehingga kakao ini layak untuk menjadi komoditas unggulan baru di Lambar yang harus dikembangkan dengan baik," ungkap Yudha.
Menurutnya, di Lambar ada beberapa kecamatan yang sudah menjadi sentra penghasil kakao, dan kecamatan itu sudah dijadikan sebagai wilayah pembuatan peta kebun kakao oleh Kementerian Pertanian. Kecamatan itu yakni Kecamatan Suoh, Bandar Negeri Suoh dan Lumbok Seminung. *