Pemerintah RI Targetkan Penggunaan Energi Nuklir pada Tahun 2032

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Inggris pada tahun 1973.(Foto SCIENCE IN HD)--
Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai bagian dari strategi ketahanan energi pada tahun 2032 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang menyebutkan bahwa Dewan Energi Nasional (DEN) telah membahas langkah tersebut secara serius.
Menurut Bahlil, pemanfaatan energi nuklir ini merupakan langkah terobosan yang perlu diambil untuk memperkuat ketahanan energi. Di DEN pihaknya telah sudah membahasnya dengan sangat serius. Targetnya, pada tahun 2032, energi nuklir sudah dapat beroperasi.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya diversifikasi sumber energi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang ingin menjadikan energi nuklir sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi nasional serta mendukung mitigasi perubahan iklim.
Bahlil menambahkan, pemerintah saat ini tengah memfinalisasi rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang akan membentuk Komite Pelaksana Program Energi Nuklir (KP2EN).
Pemerintah juga telah melakukan berbagai sosialisasi mengenai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai bagian dari transisi menuju energi bersih dan net zero emission (NZE) pada 2060.
"Nuklir akan memperluas bauran energi terbarukan kita, serta mampu menekan biaya penyediaan listrik. Ini adalah solusi untuk menghadapi tantangan energi di masa depan," kata Bahlil.
Sebagai langkah awal, pemerintah berencana untuk membangun PLTN dengan kapasitas kecil, sekitar 250 hingga 500 megawatt. Namun, pengembangan jangka panjang diharapkan akan lebih besar lagi.
Menurut Bahlil, PLTN akan memberikan solusi efisien dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia.
Bahlil juga menyebutkan bahwa DEN akan memberikan pendampingan teknis serta sosialisasi untuk memastikan masyarakat memahami keamanan dan manfaat teknologi nuklir.
Meski menghadapi tantangan dalam hal teknologi dan pendanaan, Bahlil optimis pengembangan energi nuklir akan memberikan kontribusi besar bagi sistem energi nasional yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Sementara itu, pengembangan PLTN sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Pemerintah berharap, langkah ini dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.(*)