Kebijakan Perpanjangan Usia Pensiun: Manfaat dan Tantangannya
Batas Usai Pensiun di Indonesia Diperpanjangan Menjadi 59 Tahun. Foto/Net--
Radarlambar.bacakoran.co - Pada awal tahun 2025, batas usia pensiun di Indonesia resmi diperpanjang menjadi 59 tahun. Keputusan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun, yang menyatakan kenaikan usia pensiun setiap tiga tahun hingga mencapai usia 65 tahun.
Kebijakan ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk pengamat ekonomi, Achmad Nur Hidayat dari UPN Veteran Jakarta, yang memberikan pandangan mengenai dampaknya.
Manfaat Usia Pensiun yang Diperpanjang
Menurut Achmad, kebijakan ini dapat memberikan keuntungan bagi sistem jaminan pensiun di Indonesia. Dengan perpanjangan usia pensiun, pekerja akan lebih lama berkontribusi pada dana pensiun, yang pada gilirannya akan memperkuat stabilitas finansial dana pensiun itu sendiri. Hal ini dapat menjamin manfaat pensiun yang lebih baik dan lebih terjamin di masa depan bagi peserta.
"Perpanjangan masa kerja membantu memperbesar cadangan dana pensiun, yang pada akhirnya mengurangi beban keuangan pemerintah dalam mengelola program pensiun," ujar Achmad.
Tantangan yang Muncul dengan Kebijakan Baru
Namun, keputusan ini juga menghadirkan beberapa tantangan yang harus diperhatikan. Salah satu dampaknya adalah menurunnya produktivitas pekerja yang lebih tua. Menurut data dari OECD, kinerja pekerja biasanya mulai menurun setelah usia 55 tahun, terutama di sektor yang mengandalkan tenaga fisik. Selain itu, menurut BPS, hampir 30% pekerja lansia mengalami penurunan kinerja karena masalah kesehatan.
Kebijakan ini juga dapat memperburuk diskriminasi usia disebuah tempat kerja, dan pekerja lanjut usia seringkali menghadapi tantangan dalam mendapatkan kesempatan yang setara dengan pekerja yang lebih muda.
Dampak Ekonomi dan Peluang Kerja Generasi Muda
Selain itu, Achmad juga mengingatkan bahwa kebijakan ini bisa memengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan mungkin akan menghadapi peningkatan biaya operasional, seperti biaya kesehatan dan pelatihan ulang untuk pekerja lanjut usia. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga berpotensi menjadi beban bagi pekerja di sektor informal atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang buruk.
Lebih lanjut, kebijakan ini berpotensi memperburuk kesulitan yang dihadapi oleh generasi muda dalam memperoleh pekerjaan. Semakin lama pekerja lanjut usia bertahan di dunia kerja, semakin sedikit kesempatan yang tersedia untuk pekerja muda. Hal ini bisa menghambat keputusan penting yang biasanya diambil oleh generasi muda, seperti membeli rumah atau memulai keluarga. Dalam jangka panjang, ini dapat berpotensi menurunkan konsumsi domestik.
Perpanjangan usia pensiun yang berlaku mulai Januari 2025 menjadi kebijakan yang dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas dana pensiun. Namun, kebijakan ini juga membawa tantangan yang perlu dihadapi, baik dari sisi kesehatan dan produktivitas pekerja lanjut usia, maupun dalam membuka peluang kerja bagi generasi muda. Pemerintah dan perusahaan perlu memperhatikan berbagai dampak tersebut agar kebijakan ini dapat berjalan secara adil dan memberikan manfaat bagi seluruh pihak. (*)