Bobby Nasution Janji Prioritaskan Nias, Soroti Kekosongan Guru di SD

Calon Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution. - Foto Google/Net--

Radarlambar.bacakoran.co – Calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menyatakan komitmennya untuk berkunjung dan bekerja langsung di Pulau Nias setelah dilantik sebagai Gubernur. Pernyataan ini menyusul perhatian yang timbul setelah viralnya kabar mengenai kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o yang kekurangan guru selama sebulan terakhir. Menurut Bobby, masalah ini menjadi salah satu perhatian utama yang akan ia tangani.

"Saya sudah berjanji untuk memberi perhatian khusus kepada Nias sebelum isu tentang SD tanpa guru ini viral. Nias harus keluar dari status daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan), yang merupakan tantangan besar bagi kita," ujar Bobby saat wawancara di Polrestabes Medan pada Kamis (23/1).

Dia menjelaskan, dari tujuh daerah 3T yang ada di Sumut, empat di antaranya termasuk wilayah Nias. Oleh karena itu, Nias menjadi salah satu prioritas dalam visi dan misinya untuk pembangunan yang lebih merata di seluruh Sumatera Utara.

Persiapan Matang Sebelum Berkantor di Nias

Meski bersemangat untuk segera turun langsung, Bobby mengingatkan bahwa persiapan matang sangat penting agar program yang dijalankan tidak hanya berdampak sementara. "Kami akan merancang perencanaan yang matang. Ini bukan hanya soal berkantor di sana, tetapi menciptakan program yang terencana dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan daerah," tambahnya.

Bobby juga menyebutkan bahwa konsep yang akan diterapkan di Nias tidak hanya mencakup pembangunan fisik tetapi juga sektor pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut.

Respons Seskab terhadap Kondisi SD di Nias

Kekosongan guru di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o sebelumnya menjadi perhatian setelah siswa di sekolah tersebut membuat video yang mengeluhkan tidak adanya guru yang mengajar selama sebulan terakhir. Menanggapi hal ini, Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya mengirim tim Setkab untuk memeriksa langsung kondisi di lapangan pada 18 Januari 2025. Setelah melakukan tinjauan, tim mendapati bahwa akses menuju sekolah tersebut sangat sulit, dengan perjalanan yang membutuhkan waktu hingga 3 jam, melewati jalan setapak dan 13 sungai.

Solusi untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan

Untuk mengatasi masalah tersebut, Teddy mengusulkan tiga langkah utama: pembangunan fasilitas mess atau rumah bagi guru, penyediaan tunjangan khusus bagi pengajar di daerah terpencil, serta pembangunan jembatan penyeberangan dan akses listrik. Solusi ini diharapkan dapat mengatasi hambatan geografis yang menyulitkan kegiatan belajar mengajar dan memperbaiki kualitas pendidikan di daerah tersebut.

"Guru yang ditempatkan di wilayah tersebut akan diberikan dukungan penuh, baik dari segi fasilitas tempat tinggal maupun insentif untuk bekerja di daerah yang sulit diakses. Kami juga akan berupaya membangun jembatan penyeberangan dan meningkatkan akses listrik sebagai bagian dari upaya memperbaiki infrastruktur pendidikan," kata Teddy.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pendidikan di Nias dapat terus berkembang dan mengatasi tantangan yang ada, termasuk masalah kekurangan tenaga pengajar dan infrastruktur yang memadai. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan solusi yang tepat dan mendalam bagi masyarakat di daerah 3T. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan