Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global: Masih Tangguh atau Terancam Krisis?

Suasana Pasar Tanah Abang Jakarta-Foto Disway/Bianca Chairunisa--
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan berbeda. Ia mengungkapkan bahwa deflasi bukanlah tanda krisis, melainkan hasil dari kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga barang-barang yang diatur, seperti tarif listrik dan pajak tiket pesawat.
Sri Mulyani juga memastikan bahwa meskipun ada sektor-sektor yang mengalami kesulitan, seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), sektor lainnya, termasuk alas kaki, justru mengalami pertumbuhan positif.
Meski demikian, hasil Economic Experts Survey yang dirilis oleh LPEM FEB UI menunjukkan pandangan pesimistis dari mayoritas ahli ekonomi terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
Sebanyak 55% responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia telah memburuk dalam tiga bulan terakhir, dengan prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan akan lebih rendah.
Namun, optimisme tetap ada. Ketua DPR Komisi XI, Misbakhun, memastikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat, dan Komisi XI terus memperkuat koordinasi antara Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas perekonomian.
Misbakhun juga berharap Indonesia dapat mengejar target pertumbuhan ekonomi 8%, mirip dengan pencapaian masa lalu di era Soeharto, meski ekonomi negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina kini mengalami akselerasi.
Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, ekonomi Indonesia masih memiliki potensi besar untuk bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian global. (*)