Ketupat Lebih dari Sekadar Makanan, Ini Makna Filosofisnya

Ketupat Salah Satu Menu yang Disajikan Pada Saat Lebaran. - Foto Freepik--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Hari Raya Idul Fitri tak lengkap tanpa kehadiran ketupat di meja makan.
Makanan khas yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan anyaman daun kelapa ini selalu menjadi pendamping hidangan seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng ati.
Namun, ketupat bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam budaya masyarakat Indonesia.
Makna Filosofis di Balik Kata ‘Ketupat’
Dalam budaya Jawa, kata ketupat atau kupat mengandung dua konsep penting, yaitu Ngaku Lepat dan Laku Papat.
1. Ngaku Lepat
Istilah ini bermakna mengakui kesalahan. Sejalan dengan semangat Idul Fitri, tradisi meminta maaf menjadi bagian penting dalam mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan sesama.
2. Laku Papat
Konsep ini merujuk pada empat amalan utama yang dilakukan dalam perayaan Idul Fitri.
- Lebaran: Melambangkan berakhirnya ibadah puasa Ramadan dan kembali ke fitrah.
- Luberan: Menunjukkan ajakan untuk berbagi melalui zakat dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan.