Kota di Myanmar Jadi Pusat Penipuan Online Berskala Internasional

Ilustrasi scamming. Sebuah kota di Myanmar yang berbatasan dengan Thailand, Myawaddy kini menjelma menjadi pusat industri penipuan berskala global. Foto:iStock--
Radarlambar.bacakoran.co- Myawaddy, sebuah kota di perbatasan Myanmar dengan Thailand, kini menjadi pusat industri penipuan daring berskala internasional. Kompleks seperti KK Park dibangun secara khusus dan berkembang menjadi pusat perjudian serta berbagai skema penipuan di internet.
Operasi penipuan ini didalangi oleh sindikat kejahatan dan kelompok bersenjata yang menguasai wilayah tersebut. Banyak individu yang tertahan di sana dan dipaksa bekerja menipu korban dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, hingga kehilangan seluruh tabungan mereka. Sebagian lainnya datang dengan harapan mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, namun akhirnya terjebak dalam jaringan eksploitasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, sindikat kejahatan yang berafiliasi dengan China mengembangkan industri ini di sepanjang perbatasan pegunungan Thailand dan Myanmar. Mereka menghasilkan miliaran dolar dari berbagai aktivitas ilegal, termasuk pencucian uang. Merespons hal ini, pemerintah China dan Thailand meluncurkan tindakan keras pada Februari lalu untuk membatasi operasinya.
Namun, para analis menilai industri ini tidak akan mudah diberantas. Menurut anggota parlemen Thailand, Kannavee Suebsang, para pelaku memiliki investasi besar dalam bisnis tersebut dan terus mencari cara baru untuk beroperasi. Sementara itu, analis dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), John Wojcik, menyebut bahwa penipuan daring ini semakin canggih dan sulit diberantas tanpa upaya global yang terkoordinasi.
Para sindikat kini mengadopsi teknologi seperti mata uang kripto dan kecerdasan buatan untuk mempercepat transaksi serta meningkatkan efektivitas operasi mereka. Penggunaan teknologi deepfake juga memungkinkan mereka menciptakan identitas palsu dengan sangat realistis, membuat skema penipuan semakin sulit dideteksi.
Dengan skala masalah yang begitu besar, para ahli menilai bahwa pemberantasan industri ini memerlukan respons dari berbagai negara agar dampaknya dapat diminimalisir secara global.(*)