Joe Biden Kembali Beraksi: Pidato Pertama Setelah Pensiun yang Mengguncang

PRESIDEN - AS Joe Biden.//Foto:Net----

Radarlambar.bacakoran.co Setelah hampir 100 hari menghilang dari sorotan publik, Joe Biden akhirnya kembali muncul dan berbicara di hadapan umum pada 15 April 2025. Kali ini, mantan Presiden Amerika Serikat tersebut memberikan pidato di acara yang diselenggarakan oleh Advokat, Penasihat, dan Perwakilan Penyandang Cacat (ACRD) di Chicago. Ini adalah kali pertama Biden berbicara sejak pensiun, dan pidatonya langsung menarik perhatian banyak pihak, terutama di kalangan anggota Partai Demokrat.

Pengenalan oleh Martin O'Malley, mantan Gubernur Maryland, memberikan nuansa khas, menyebut bahwa Biden telah menunggu hampir 100 hari untuk memberikan pidato besar pertamanya setelah meninggalkan kursi kepresidenan. Meski demikian, meskipun sudah lama tidak muncul, pidato Biden tidak terkesan menghindar dari perdebatan politik. Ia langsung menyoroti kebijakan pemerintahan yang ada saat ini, dengan fokus utama pada masalah Jaminan Sosial dan disabilitas.

Kritik Pedas Terhadap Pemerintahan Trump
Dalam pidatonya, Biden dengan tegas mengkritik pemerintahan saat ini, terutama mengenai dampak buruk dari pemangkasan tenaga kerja federal. Ia menyoroti kebijakan yang diterapkan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh sekutu miliarder Elon Musk. Menurut Biden, pemangkasan ini telah merusak layanan penting yang selama ini mengutamakan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi penyandang disabilitas dan penerima Jaminan Sosial.

Biden menggambarkan situasi tersebut sebagai kehancuran yang luar biasa, menyatakan bahwa dalam waktu kurang dari 100 hari, pemerintahan baru sudah menimbulkan kerusakan yang sangat signifikan. Ia juga menyoroti betapa buruknya pelayanan yang diterima warga negara, dengan banyaknya keluhan tentang kesulitan mengakses manfaat Jaminan Sosial, seperti portal yang sering down dan waktu tunggu yang lama.

Reaksi Beragam dari Partai Demokrat
Pidato Biden tentu saja mengundang berbagai reaksi. Beberapa anggota Partai Demokrat merasa cemas bahwa kemunculan Biden kembali ke kancah politik bisa mengalihkan perhatian dari masalah yang lebih mendesak, seperti kebijakan ekonomi dan perdagangan yang diterapkan oleh Trump. Mereka khawatir bahwa keterlibatan Biden justru bisa mempermudah Trump untuk memusatkan perhatian pada dirinya dan menjadikan Biden sebagai target serangan politik.

Namun, ada pula yang melihat pidato Biden sebagai langkah yang sangat penting. Bagi banyak pemilih Demokrat, khususnya yang lebih tua, Jaminan Sosial adalah isu yang sangat sensitif, dan Biden dikenal sebagai salah satu pembela utama hak-hak mereka. Sejarawan dan ahli politik menganggap bahwa meskipun Biden tidak lagi menjabat, kehadirannya masih sangat relevan, terutama dalam mempertahankan kebijakan yang sudah terbukti mendukung kesejahteraan sosial.

Tanggapan Gedung Putih
Meskipun pidato Biden mendapatkan dukungan dari sejumlah kalangan, Gedung Putih memberikan respons yang keras. Seorang juru bicara dari Gedung Putih menyebut pidato Biden sebagai sesuatu yang "memalukan", mengkritik klaim Biden tentang reformasi Jaminan Sosial sebagai tidak benar. Menurut Gedung Putih, klaim tersebut tidak sesuai dengan upaya yang sebenarnya dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem tersebut.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa meskipun Biden meninggalkan jabatannya dengan peringkat persetujuan yang lebih rendah, ia masih memiliki pengaruh yang kuat di kalangan banyak warga AS, terutama di kalangan mereka yang sangat bergantung pada Jaminan Sosial.

Biden Tak Akan Mundur
Biden tampaknya tidak berencana untuk mundur sepenuhnya dari panggung politik. Banyak yang berpendapat bahwa ia masih ingin terlibat dalam isu-isu penting yang dekat dengan dirinya, seperti perlindungan Jaminan Sosial. Meskipun ada yang merasa bahwa kehadirannya kembali bisa mengganggu dinamika politik, sejumlah tokoh dalam Partai Demokrat melihat ini sebagai langkah alami bagi mantan presiden yang tetap ingin berbagi pengetahuan dan keahlian dalam isu-isu yang dianggapnya krusial.

Biden, meskipun sudah tidak memegang jabatan, masih dipandang sebagai figur yang bisa menyuarakan kepentingan banyak orang, terutama mereka yang membutuhkan perlindungan sosial dan kesejahteraan. Dengan fokus pada masalah-masalah penting seperti Jaminan Sosial, Biden sepertinya masih ingin berperan dalam membentuk arah kebijakan ke depan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan