Tanggul Laut Semarang-Demak Segera Difungsikan, Tapi Warga dan Lingkungan Minta “Tunggu Dulu!”

Tanggul Laut Semarang-Demak Segera Difungsikan, Tapi Warga dan Lingkungan Minta “Tunggu Dulu!”--

Radarlambar.bacakoran.co -Di awal tahun 2026, harapan baru muncul bagi warga pesisir Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Setelah bertahun-tahun menghadapi banjir rob yang kerap merendam rumah dan jalan, pemerintah akhirnya siap mengoperasikan tanggul laut raksasa yang selama ini dibangun untuk menahan serangan air laut.

Proyek ini bukan hanya soal tanggul biasa. Di atasnya juga dibangun Tol Semarang–Demak, jalur vital yang menghubungkan kawasan utara Jawa. Meski jalur tol yang menghubungkan Sayung dengan Demak sudah bisa dilalui, seksi yang mengaitkan Kota Semarang dengan Sayung masih dalam proses pengerjaan. Walau demikian, fungsi tanggul untuk menahan banjir rob dijadwalkan mulai dijalankan awal tahun depan.

Progres pembangunan memang menunjukkan kemajuan, namun masih jauh dari selesai. Sebagian seksi tol sudah mencapai lebih dari setengah tahap konstruksi, sementara yang lain baru sekitar 30-40 persen. Target penyelesaian keseluruhan diperkirakan antara pertengahan 2026 sampai 2027.

Di balik harapan dan kemajuan proyek, muncul kekhawatiran dari kelompok masyarakat sipil yang selama ini mengawal pembangunan tersebut. Mereka menilai bahwa kajian dampak lingkungan yang menjadi dasar proyek ini belum sepenuhnya memperhatikan suara dan kondisi masyarakat pesisir. Beberapa aspek penting seperti perubahan arus laut, riwayat banjir rob, dan risiko amblesan tanah dianggap kurang diperhitungkan secara mendalam. Potensi kerusakan hutan mangrove dan gangguan ekosistem laut juga menjadi perhatian serius, mengingat banyak warga yang menggantungkan mata pencahariannya dari laut.

Lebih jauh, pembangunan tol yang berfokus di wilayah utara ini diprediksi akan meningkatkan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut. Sayangnya, hal ini justru dapat memperparah masalah amblesan tanah yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Semarang.

Bagi warga yang selama ini terus dirundung banjir rob, kehadiran tanggul ini tentu menjadi sinar harapan. Namun bagi para pegiat lingkungan dan masyarakat pesisir, proyek ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah pembangunan tersebut benar-benar memberikan solusi menyeluruh, atau justru menimbulkan masalah baru yang harus dihadapi bersama?

Proyek sebesar ini harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian, melibatkan partisipasi masyarakat, dan menempatkan keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas utama. Harapan besar tentu penting, tapi menjaga alam dan kehidupan masyarakat pesisir jauh lebih utama demi masa depan yang lebih baik. (*)



Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan