SEKINCAU – Di tengah geliat masyarakat memanen kopi, yang menjadi denyut ekonomi utama di Kabupaten Lampung Barat, ada semangat lain yang juga tumbuh menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan secara gotong royong.
Itulah yang dilakukan oleh masyarakat Pekon Pampangan, Kecamatan Sekincau, yang selama ini dikenal konsisten menjalankan sistem keamanan lingkungan atau siskamling.
Keberhasilan Pekon Pampangan dalam mempertahankan eksistensi ronda malam secara rutin, bahkan di luar momentum tertentu seperti panen raya atau hari besar nasional, kini mendapat perhatian khusus dari aparat keamanan.
Baru-baru ini, tim dari Polres Lampung Barat bersama jajaran Polsek Sekincau melakukan kunjungan langsung ke pekon tersebut. Tujuannya bukan hanya sebatas monitoring, tetapi juga menjadikan Pekon Pampangan sebagai contoh dalam upaya pengaktifan dan pemaksimalan sistem ronda malam di wilayah lainnya.
Kunjungan tersebut diterima langsung oleh PJ Peratin Pampangan, Hasnul Mubarak, S.H., didampingi oleh Juru Tulis Agung Wedadi. Menurut mereka, pihak kepolisian menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali budaya ronda malam, terutama dalam situasi masyarakat sedang menikmati hasil panen kopi, yang secara tidak langsung rawan memancing tindak kejahatan. Baik pencurian hasil panen, kendaraan, maupun gangguan ketertiban lainnya.
Dijelaskan Agung, apa yang membedakan Pekon Pampangan dengan pekon lainnya adalah semangat kolektif warganya. Di pekon ini, siskamling bukanlah sekadar program formalitas yang digerakkan saat ada imbauan dari atas.
Sebaliknya, kegiatan ronda telah melebur menjadi bagian dari denyut kehidupan warga sehari-hari. Tak kurang dari 15 pos ronda tersebar di berbagai dusun, semuanya aktif dan terorganisir.
Dalam dua tahun terakhir, yakni 2023 dan 2024, Pekon Pampangan bahkan dinobatkan sebagai juara pertama di bidang siskamling tingkat kabupaten. Prestasi ini tentu bukan sekadar simbol, melainkan cermin nyata komitmen warga dalam menjaga kampung dari segala bentuk gangguan keamanan.