PESISIR TENGAH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencatat hingga semester dua tahun 2024, tidak ada kasus angka kematian ibu (AKI) di kabupaten setempat.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Arfi Julizar, S. Km., mendampingi Plt. Kadiskes Pesbar, Suryadi, S. Ip., mengatakan hingga semester kedua tahun 2024, pihaknya mencatat tidak ada kasus kematian ibu.
“ Hingga kini tidak ada kasus kematian ibu di Pesisir Barat, sementara kasus kematian bayi ada tujuh kasus yang tersebar di sejumlah kecamatan berdasarkan data laporan Puskesmas,” kata dia.
Dijelaskannya, kasus kematian ibu itu terjadi saat melahirkan yang disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti pendarahan pasca melahirkan, tekanan darah tinggi, infeksi hingga penyakit penyerta lainnya.
“ Penyakit penyerta yang menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan seperti penyakit jantung dan darah tinggi, karena itu kami masih memaksimalkan sosialisasi ke masyarakat terkait sejumlah penyakit itu dan dampaknya bagi ibu hamil,” jelasnya.
Menurutnya, para ibu yang memiliki penyakit penyerta, tidak diperkenankan lagi untuk hamil karena sangat riskan meninggal saat melahirkan, karena itu edukasi kepada ibu hamil rutin dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
“ Banyak faktor yang menyebabkan angka kematian ibu masih terjadi di Kabupaten Pesbar. Sejumlah faktor tersebut yang menjadi perhatian untuk dipahami bersama agar kasus serupa tidak terulang kembali, dan selama tahun 2024 tidak ada kasus yang kita temukan,” terangnya.
Sementara itu, untuk kasus kematian bayi dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti asfiksia, berat badan bayi lahir rendah serta ada kelainan bayi bawaan yang membuat bayi meninggal dunia saat baru dilahirkan.
“ Banyak faktor yang menyababkan bayi meninggal saat baru lahir. Faktor-faktor tersebut juga harus di pahami oleh masyarakat agar kasus kematian bayi dapat ditekan pada tahun ini,” ujarnya.
Dalam upaya menekan kasus kematian ibu dan bayi itu, pihaknya telah menetapkan lima strategi operasional seperti penguatan puskesmas dan jaringannya, penguatan managemen program dan sistem rujukan, meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta kegiatan akselerasi yang terkoordinir.
“ Deteksi dini kelainan pada ibu dan bayi itu yang penting, sehingga bisa diketahui penyakit penyerta pada ibu dan penyakit bawaan pada bayi, dan meningkatkan jejaring pelayanan mulai dari bidan desa,” pungkasnya. *