Sidang Parlemen Selandia Baru Memanas: Anggota Parlemen Tarian Haka Ka Mate Sebagai Protes
Hana-Rawhiti Maipi-Clarke. Foto Capture Video--
Haka Ka Mate, yang terkenal di seluruh dunia, diciptakan sekitar tahun 1820 oleh kepala suku Maori, Te Rauparaha. Tarian ini menjadi lebih dikenal setelah digunakan oleh tim rugby Selandia Baru sebagai bagian dari ritual sebelum pertandingan. Hingga saat ini, Haka Ka Mate telah menjadi simbol penting dalam kebudayaan Selandia Baru, terutama di dunia olahraga.
Mengapa Anggota Parlemen Melakukan Haka?
Aksi tari Haka yang dilakukan oleh anggota parlemen dari Partai Maori merupakan bentuk protes terhadap rancangan undang-undang yang berusaha menafsirkan ulang isi Perjanjian Waitangi. Rancangan tersebut diajukan oleh Partai ACT yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah. Perjanjian Waitangi, yang ditandatangani pada 1840, dianggap sebagai landasan pembentukan negara Selandia Baru dan menetapkan hak-hak antara suku Maori, penduduk asli, dan para pendatang Eropa.
Dalam rancangan undang-undang tersebut, Partai ACT berpendapat bahwa kebijakan yang lebih menguntungkan masyarakat Maori telah merugikan kelompok pendatang Eropa. Sementara itu, banyak kelompok Maori dan pendukungnya merasa bahwa undang-undang tersebut justru merusak hak-hak masyarakat pribumi. Ketegangan ini memuncak pada aksi protes di parlemen, yang memicu tarian Haka Ka Mate sebagai simbol perlawanan terhadap apa yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian penting bagi suku Maori.