Mengenal Makna Mendalam di Balik Kata Ketupat yang Kerap Disajikan saat Lebaran

Ketupat Lebaran menyimpan filosofi mendalam tentang kesalahan, berbagi, dan penyucian hati-Foto Dok/Net-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Idul Fitri selalu identik dengan berbagai hidangan lezat yang menggugah selera.
Hidangan seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, hingga sayur lodeh menjadi favorit yang tak pernah absen di meja makan.
Namun, salah satu makanan yang sangat khas dan selalu hadir saat Lebaran adalah ketupat.
Ketupat yang terbuat dari beras dan dibungkus dalam anyaman janur kelapa ini memiliki ciri khas yang tak dapat dilewatkan.
Tapi, tahukah Anda bahwa ternyata kata ketupat menyimpan makna yang lebih dalam dari sekadar sebuah makanan.
Kepanjangan Kata Ketupat dan Filosofinya
Ketupat atau yang sering juga disebut kupat dalam bahasa Jawa ternyata memiliki kepanjangan yang sangat bermakna.
Menurut penjelasan yang dikutip dari situs resmi Sehat Negeriku Kemkes, kata kupat memiliki dua makna, yaitu Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku Lepat berarti mengakui kesalahan. Hal ini mencerminkan bahwa Idul Fitri adalah momen penting untuk saling bermaaf-maafan, baik dengan Tuhan maupun sesama.
Konsep ini membuat Idul Fitri bukan hanya sekadar merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga sebagai waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan antar sesama.
Selain itu, Laku Papat berarti empat perbuatan utama yang harus dilakukan.
Secara lahiriah, ini meliputi takbir, zakat, salat Id, dan silaturahmi.
Sedangkan secara batiniah, empat hal ini mengandung makna lebih dalam, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan.