IHSG dan Rupiah Dikepung Sentimen Kuat, Pasar Keuangan Siap Bergolak?

Sentimen Ekonomi Global Ancam Stabilitas IHSG dan Rupiah-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-
China dan Suku Bunganya: Dilema di Tengah Perang Dagang
Di luar negeri, sentimen datang dari China yang pada hari yang sama (21/4) akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan mereka. Besar kemungkinan suku bunga akan tetap, namun spekulasi pasar mengarah pada potensi stimulus tambahan untuk menghadapi dampak perang dagang yang semakin panas dengan Amerika Serikat. Nilai tukar yuan yang tertekan dan marjin bank yang menipis menjadi pertimbangan utama dalam menjaga keseimbangan ekonomi Tiongkok.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun tetap tidak berubah, walau sebagian lainnya membuka kemungkinan penurunan tipis terutama untuk tenor lima tahun yang memengaruhi sektor perumahan.
IMF Spring Meeting: Isu Global Mengemuka
Mulai 21 hingga 26 April 2025, Washington, DC sebagai penyelenggara pertemuan Bank Dunia dengan IMF sehingga genda besar ini menjadi panggung bagi pembahasan isu-isu ekonomi dan keuangan global seperti stabilitas sistem keuangan, pengentasan kemiskinan, urbanisasi, hingga perubahan iklim. Hasil dari pertemuan ini berpotensi memengaruhi arus modal global serta persepsi investor terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia.
PMI AS: Sinyal dari Negeri Paman Sam
Pertengahan pekan, data Purchasing Managers’ Index (PMI) dari Amerika Serikat akan dirilis, mencakup sektor manufaktur, jasa, dan komposit. Data ini menjadi indikator penting dalam membaca arah ekonomi AS di tengah kondisi tarif dan inflasi yang berubah-ubah.
PMI Manufaktur AS pada Maret sedikit meningkat, tapi tetap mencerminkan ekspansi yang lemah. Produksi justru mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak Desember, meskipun pesanan baru bertambah. Di sisi lain, PMI sektor jasa melonjak ke angka tertinggi tahun ini, ditopang oleh lonjakan permintaan domestik dan cuaca hangat. Namun tekanan biaya dan ketidakpastian kebijakan membuat sentimen bisnis tetap rapuh.
Gabungan dari semua data tersebut memberi gambaran bahwa perekonomian global sedang melintasi jalan yang tak pasti—dan pasar keuangan Indonesia pun harus siap menghadapinya.(*)