Radarlambar.bacakoran.co - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melarang peredaran latiao. Itu setelah kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Dilaporkan adanya kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang diduga disebabkan konsumsi produk pangan olahan Latiao. Kasus KLB tersebut setidaknya dilaporkan di Sukabumi, Lampung, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan dan Riau.
Jajanan asal China ini tengah populer, dan diburu masyarakat Indonesia belakangan ini. Latiao banyak dijual Online di Marketplace.
Apa itu Latiao?
Melansir Kaman Nikkei Asia, Latio memiliki arti potongan pedas.
Camilan yang berasal dari Makanan Pingjiang, Hunan yang awalnya di sebut Mianjin. Orang Pingjiang menyebutnya hanzi yang berarti mala, itu dikarenakan rasanya yang pedas dan mematikan.
Makanan berbentuk Stik Panjang berwarna merah tersebut dikenal memiliki rasa gurih serta pedas. Bahan utama Latiao berupa Tepung Gandum, Tepung Kinako (Tepung Kacang Kedelai Panggang) dan Minyak Cabai.
Bahan-bahan tersebut dicampur dengan air, garam, gula, penyedap rasa, minyak nabati serta beberapa bahan tambahan lain, kemudian dipanaskan dengan suhu tinggi. Selain memiliki rasa yang kuat, Latiao juga menggunakan bahan, seperti Monosodium Glutamat (MSG) untuk meningkatkan cita rasa serta pewarna, dan pengawet supaya tahan lama.
Latiao mempunyai banyak penggemar di negara asalnya, China. Namun seiring berjalannya waktu, Pemerintah China mempermasalahkan standar keamanan produk Latio ini.
Bahkan, Latiao dilarang dipasarkan di lingkungan sekolah karena bisa menyebabkan masalah kesehatan. BPOM Hubei melarang masyarakat sekitar untuk membeli camilan pedas ini.
Sebab terdapat kandungan Asam Sorba dan Asam Dehidroasetat didalamnya. Kedua bahan tersebut dilarang dicampur di tepung beraroma karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Di Indonesia, BPOM menemukan adanya indikasi kontaminasi bakteri Bacillus Cereus pada produk tersebut, Bakteri Bacillus cereus bisa menghasilkan toksin atau racun yang menyebabkan gejala keracunan pada manusia. Gejala tersebut, antara lain, sakit perut, pusing, mual dan muntah. (*)