Radarkambar.bacakoran.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi selama liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Cuaca ekstrem diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Jawa, terutama bagian selatan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memasuki musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada akhir Desember di sebagian besar wilayah Sumatra dan Jawa. Intensitas hujan diperkirakan meningkat sekitar 20% dibandingkan rata-rata normal, yang dipengaruhi oleh fenomena La Niña dengan intensitas lemah.
"Selama periode libur Nataru terhitung dari 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 beberapa wilayah akan mengalami kondisi menuju puncak musim hujan," ujar Dwikorita.
Wilayah Rawan Cuaca Ekstrem
BMKG mencatat bahwa sejumlah wilayah di Sumatra dan Jawa, yang diperkirakan akan menjadi pusat mobilitas masyarakat selama liburan, berisiko tinggi terhadap cuaca ekstrem. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan gangguan lalu lintas.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terbaru dan mengikuti arahan dari otoritas terkait demi menjaga keselamatan selama perjalanan.
Posko dan Alat Monitoring Cuaca Disiapkan
Untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BMKG telah mendirikan posko siaga di berbagai titik strategis, termasuk 38 posko di stasiun BMKG di seluruh Indonesia. Selain itu, posko gabungan juga disiapkan di 13 pelabuhan dan 96 bandara guna mendukung kelancaran arus mudik.
BMKG juga telah memperkuat pengawasan cuaca dengan lebih dari 1.200 alat monitoring yang dilengkapi radar cuaca, alat pendeteksi gempa, serta model pemantauan terbaru.
Cuaca Ekstrem di Jawa Timur
Menurut BMKG Juanda, wilayah Jawa Timur diperkirakan akan menghadapi intensitas hujan sedang hingga lebat selama bulan Desember 2024. Kondisi ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor, khususnya di daerah dengan topografi curam.
Aktivitas Monsun Asia dan suhu muka laut yang hangat di perairan Jawa Timur turut berkontribusi terhadap meningkatnya suplai uap air, yang mendukung pembentukan awan hujan. Masyarakat diminta untuk berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti pohon tumbang, jalan licin, serta berkurangnya jarak pandang.(*)