Wali Kelas Hayati Diberikan Skorsing Setelah Hukuman Terhadap Siswa MI

Minggu 12 Jan 2025 - 14:37 WIB
Reporter : Lusiana Purba
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co - Pada awal Januari 2024, sebuah insiden terjadi di SD Yayasan Abdi Sukma, Medan, yang melibatkan seorang siswa berinisial MI (10), kelas IV, yang dihukum oleh wali kelasnya, Hayati, dengan cara disuruh duduk di lantai selama berjam-jam. Kejadian ini menarik perhatian publik setelah video yang memperlihatkan MI duduk di lantai selama proses belajar mengajar tersebar luas di media sosial.

Sebagai respons terhadap tindakan tersebut, Ketua Yayasan Abdi Sukma, Ahmad Parlindungan, mengungkapkan bahwa Hayati tidak lagi diizinkan mengajar untuk sementara waktu.

Ia menjelaskan bahwa hukuman yang diberikan kepada MI tidak sesuai dengan kebijakan yayasan. Menurutnya, keputusan tersebut merupakan tindakan sepihak dari wali kelas, bukan bagian dari aturan yang diterapkan oleh yayasan.

Ahmad juga menekankan bahwa semua siswa, terlepas dari status pembayaran uang sekolah mereka, berhak mengikuti kegiatan belajar mengajar tanpa diskriminasi.

Kejadian ini bermula karena MI mengalami tunggakan pembayaran uang sekolah selama tiga bulan, yang membuatnya tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Ironisnya, adik MI yang juga memiliki tunggakan yang sama tidak mendapat hukuman serupa dan tetap bisa mengikuti pelajaran dengan normal.

Ibu MI, Kamelia, merasa sangat kecewa dengan perlakuan terhadap anaknya. Ia mengungkapkan kesedihannya saat menyaksikan anaknya duduk di lantai karena ketidakmampuan membayar uang sekolah yang hanya sebesar Rp180.000.

Kamelia sangat terkejut dan merasa emosional ketika melihat anaknya menjadi bahan tontonan teman-temannya di sekolah.

Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah melakukan mediasi dengan pihak keluarga MI dan meminta maaf atas insiden yang terjadi. Pihak yayasan juga menyatakan komitmennya untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Kejadian ini menyoroti pentingnya perlakuan yang adil terhadap semua siswa, tanpa memandang kondisi finansial mereka, serta perlunya kebijakan yang lebih bijak dan pengawasan yang ketat di sekolah. (*)

Kategori :