Radarlambar.Bacakoran.co - Produsen pesawat global, Airbus, baru saja mengumumkan keputusan mengejutkan dengan merumahkan lebih dari 2.000 karyawan di divisi pertahanan dan luar angkasa mereka. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi bisnis Airbus di sektor antariksa, yang semakin tertekan oleh kompetisi ketat dari perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, keputusan ini mempengaruhi total 2.043 karyawan, dengan lebih dari setengahnya—yakni 1.128 orang—berasal dari divisi antariksa Airbus. Bisnis ini mengalami kerugian signifikan, terutama dalam proyek-proyek satelit dan program ruang angkasa yang tidak memenuhi ekspektasi finansial perusahaan.
Airbus, yang dikenal sebagai pemain utama dalam industri pesawat terbang dan pertahanan, memiliki berbagai proyek penting di sektor ruang angkasa, termasuk satelit, pesawat ruang angkasa, dan kontribusi besar dalam program rudal serta pesawat tempur Eropa. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan ini merasa tertekan oleh dominasi satelit kecil dan konstelasi Starlink milik Elon Musk yang semakin berkembang pesat di orbit rendah Bumi.
Pada bulan Oktober 2024, Airbus mengungkapkan rencana untuk memangkas 2.500 pekerja di sektor pertahanan dan luar angkasa, yang setara dengan sekitar 7% dari total tenaga kerja mereka. Salah satu alasan utama adalah kerugian yang diderita dalam proyek satelit OneSat, yang menghabiskan biaya hingga 1,5 miliar euro namun tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Dalam pertemuan dengan serikat pekerja pada Rabu (5/12/2024), perusahaan mengonfirmasi bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) akan melibatkan pengurangan 250 posisi di sub-divisi pesawat tempur dan 47 di bagian Connected Intelligence. Selain itu, sekitar 618 karyawan yang bekerja di kantor pusat Airbus juga akan terdampak.
Rencana PHK ini diperkirakan akan dilaksanakan pada pertengahan 2026, dengan prioritas pada pegawai eksekutif dan manajemen daripada pekerja di sektor operasional. Airbus berharap langkah ini dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan besar di industri luar angkasa yang semakin kompetitif.
PHK ini menjadi gambaran dari tantangan besar yang dihadapi industri antariksa Eropa, yang kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi dan antariksa dari luar benua, terutama dari Amerika Serikat yang terus berinovasi dengan harga yang lebih terjangkau.(*)