Zat kimia dalam cat bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk yang berada di plasenta.
Akibatnya, janin berisiko mengalami kekurangan nutrisi, yang dapat meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur, keguguran, cacat lahir, serta gangguan perkembangan kognitif.
Oleh sebab itu, ibu hamil sebaiknya lebih waspada, terutama pada trimester pertama ketika organ janin masih dalam tahap pembentukan.
Cara Mengurangi Risiko Bau Cat bagi Ibu Hamil
Tingkat bahaya dari paparan cat bergantung pada kandungan bahan kimia serta durasi paparan.
Semakin lama dan sering ibu hamil menghirup bau cat, semakin besar pula risikonya.
Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk membatasi paparan bau cat guna mencegah dampak buruk terhadap kesehatan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko paparan bau cat selama kehamilan:
• Hindari makan atau minum di ruangan yang sedang dicat.
• Pastikan sirkulasi udara di ruangan yang dicat berjalan dengan baik.
• Buka jendela agar udara segar masuk dan gunakan kipas angin jika diperlukan.
• Pilih cat berbasis air yang berlabel "bebas VOC" (volatile organic compounds), yaitu senyawa organik yang mudah menguap.
• Hindari cat berbasis minyak, cat yang mengandung timbal dan merkuri, serta cat semprot.
• Jauhi ruangan yang baru dicat hingga baunya benar-benar hilang atau cat mengering, setidaknya selama dua hari.