PESISIR TENGAH - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat dari 23 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di berbagai kecamatan, sebanyak 17 unit masih aktif memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, sementara enam lainnya tidak beroperasi akibat kerusakan bangunan, abrasi dan permasalahan status lahan.
Plt. Kepala Dinkes Pesbar, Septono, S.K.M., M.M., mengatakan kondisi ini menjadi perhatian serius Pemkab setempat, mengingat Pustu memiliki peran vital dalam menjangkau layanan kesehatan ke masyarakat yang tinggal jauh dari puskesmas induk. Menurutnya, keberadaan Pustu di wilayah terpencil membantu mempercepat penanganan kesehatan di tingkat desa atau pekon, sehingga pelayanan bisa lebih merata.
“Dari total 23 Pustu, 17 masih aktif memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sementara enam lainnya tidak beroperasi karena bangunan rusak, terkena abrasi, tanah bermasalah, atau kondisi fisik yang sudah tidak layak digunakan,” kata Septono, Selasa, 12 Agustus 2025.
Dijelaskannya, ia juga merinci dari jumlah Pustu itu antara lain di Kecamatan Lemong, Puskesmas Lemong memiliki dua Pustu yaitu Way Batang dan Way Melesom yang seluruhnya aktif. Di Kecamatan Pesisir Utara, Puskesmas Pugung Tampak mengoperasikan Pustu Walur dan Kota Karang yang aktif, sedangkan Pustu Kerbang Langgar tidak beroperasi karena bangunannya rusak. Puskesmas Karya Penggawa memiliki satu Pustu, yakni La’ay, yang masih aktif.
“Sementara di wilayah kerja Puskesmas Way Krui terdapat Pustu Gunung Kemala yang juga beroperasi normal. Selain itu, untuk di Puskesmas Krui di Kecamatan Pesisir Tengah tidak memiliki Pustu di wilayah kerjanya,” jelasnya.
Dikatakannya, Puskesmas Krui Selatan mengelola Pustu Lintik dan Balai Kencana, keduanya masih aktif. Untuk wilayah Kecamatan Pesisir Selatan, Puskesmas Biha memiliki Pustu Tanjung Jati dan Marang yang beroperasi, namun Pustu di Pekon Negeri Ratu Tenumbang sudah tidak aktif karena bangunan dan tanahnya terdampak abrasi pantai.
“Selanjutnya, Puskesmas Ngambur di Kecamatan Ngambur mengoperasikan empat Pustu yang seluruhnya aktif, yaitu Pustu SP 2 (Pekon Ulok Mukti), SP 3 (Pekon Bumi Ratu), SP 4 (Pekon Mon), dan SP 6 (Pekon Gedung Cahya Kuningan),” ujarnya.
Namun, masih kata dia, Pustu Negeri Ratu Ngambur tidak beroperasi akibat bangunan yang mengalami kerusakan berat. Sementara itu, di Kecamatan Bangkunat, Puskesmas Bangkunat memiliki Pustu Bandar Dalam yang berada di wilayah sangat terpencil dan tetap aktif, serta Pustu Suka Marga yang juga beroperasi. Namun, empat Pustu lainnya di wilayah ini tidak aktif, yaitu Pustu Pagar Bukit (bangunan rusak dan tanah sengketa), Pustu Kota Jawa (bangunan rusak).
“Selain itu, Pustu Penyandingan (bangunan sudah tidak berbentuk), dan Pustu Pengekahan (tidak aktif karena petugas berasal dari PT SAGNA),” jelasnya.
Menurut Septono, seluruh permasalahan pada enam Pustu yang tidak aktif sudah teridentifikasi. Dinkes Pesbar akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mencari solusi, mulai dari perbaikan fisik bangunan, pengadaan gedung baru, hingga penyelesaian persoalan status lahan. Namun, rencana perbaikan baru dijadwalkan pada tahun anggaran 2026.
“Dinkes akan terus berupaya agar seluruh Pustu kembali beroperasi. Kami memerlukan dukungan lintas sektor agar hambatan ini bisa segera diatasi. Perbaikan dan pembangunan Pustu yang kondisinya rusak sudah masuk dalam rencana kerja 2026,” tandasnya.(yayan/*)